Jumat, 21 Oktober 2011

Mengatur Uang Saku Butuh Keahlian

MANAJEMEN UANG SAKU:
MEMBANGUN KECERDASAN FINANSIAL SEJAK DINI
Oleh R.W. Dodo*
             Uang adalah suatu barang yang sangat misterius. Pergerakannya cukup sulit untuk dikendalikan. Lalai sejenak saja dalam memonitoringnya, semua uang yang semula menumpuk di genggaman tangan bisa ludes tanpa sisa. Untuk mengendalikannya butuh keahlian yang khusus.
            Untuk mempelajari keahlian pengelolaan keuangan tidak bisa didapatkan begitu saja dengan instant. Tidak bisa dipastikan dengan dewasanya usia, maka akan dewasa pula dalam mengambil kebijakan keuangan. Butuh step-step pembelajaran hingga kita bisa benar dewasa dalam memegang kendali uang kita.
            Tidak bisa dipungkiri, bahwa uang sangatlah penting bagi kelangsungan kehidupan kita. Semenjak zaman sejarah, uang sudah memeran penting dalam kehidupan manusia dan begitupun dewasa ini. Dalam hal apapun, untuk mewujudkan apa yang kita harapkan, saat ini tanpa uang tidak bisa berjalan. Untuk kelangsungan ibadah, pendidikan, bersosialisasi dengan sesama. Saat ini peran uang bisa jadi sangat menentukan. Apalagi di kehidupan komunitas kota yang cenderung materialis.
            Mengambil garis besar dari betapa pentingnya uang dalam kehidupan kita, dan untuk menjadi dewasa dalam finansial tidak bisa instant. Untuk itu, bisa menjadi sebuah kesimpulan bahwa, menajemen keuangan memang sangat penting untuk dipelajari sejak dini.
            Dengan begitu, anak akan semakin terbiasa dalam mengelola keuangannya sendiri. Dan ini akan bisa mendewasakannya dalam memilih kebijakan keuangan ketika ia benar-benar telah dewasa, dan sudah tertuntut untuk memanaj keuangannya dengan baik. Karena ia telah terbiasa sejak dini, dan masalah keuangan sudah dekat dengan dirinya.
            Untuk mengajarkan manajemen keuangan sejak dini, tentu saja kita tidak bisa dengan serta merta memberikan kuasa keuangan perusahaan atau keuangan rumah tangga kepada anak kita. Keuangan anak, yang sangat dekat dengan kehidupan mereka. Tentunya itulah yang pas untuk mereka gunakan berlatih dalam memanaj uang. Yaitu, uang saku.

Manajemen Uang Saku
Manajemen uang saku adalah pengelolaan uang saku dengan merencanakan penggunaan, mengatur penggunaan sesuai kebutuhan, dan menjalankan perencanaan penggunaan tersebut untuk mencapai tujuan efektifitas dalam penggunaan uang.
Dasar dalam manajemen uang saku
Hal mendasar dalam manajemen uang saku, seorang anak harus memahami terlebih dahulu system dalam peberian uang saku mereka. Ada tiga cara dalam pemberian uang saku;
1.  Uang saku yang diberikan tiap hari ketika hendak berangkat sekolah
2.  Uang saku yang diberikan tiap sebulan sekali ketika tanggal muda orang tua gajian
3.  Uang saku yang diberikan sewaktu-waktu ketika kita memintanya
             Perlu diperhatikan, pada dasarnya sudah umum tiap orang tua pasti akan menggunakan tiga macam bentuk ini. Entah apakah yang pertama, kedua, atau ketiga. Bahkan dalam hal ini tidak menutup kemungkinan juga orang tua ada yang menggunakan gabungan antara yang pertama dan kedua, atau yang kedua dan ketiga bahkan bisa juga ketiga-tiganya dilakukan.
            Ditilik dari segi keefektifan pendidikan anak, yang baik seharusnya yang dilakukan oleh orang tua adalah point yang pertama atau point yang ke dua. Jika yang ketiga, atau penggabungan antara ketiganya, hal itu tidak baik dilakukan. Karena akan berpengaruh kepada kemalasan dalam pengelolaan keuangan anak. Anak akan cenderung masa bodoh menggunakan uang, karena mereka akan selalu beranggapan kalau mereka butuh uang dan minta kepada orang tua, maka orang tua akan memberinya. Hal itu untuk kelangsungan kedewasan anak dalam hal keuangan akan buruk.
            Selanjutnya, dasar yang kedua anak harus bisa mengetahui kebutuhannya. pada dasarnya menurut tingkatannya, kebutuhan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu;
1). Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya terpenuhi. Kebutuhan primer mutlak diperlukan agar manusia dapat hidup. Kebutuhan primer sering disebut juga dengan kebutuhan pokok, misalnya, makanan, pakaian, perumahan dsb.
2). Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang akan dipenuhi, apabila kebutuhan primer telah dipenuhi. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan pelengkap atau disebut juga kebutuhan kultural. Manusia tidak hidup dari nasi saja. Sebagai manusia berbudaya, yang hidup bermasyarakat, maka selain kebutuhan hidup pokok, manusia memerlukan berbagai hal lain kebutuhan lagi yang lebih luas dan beraneka ragam. Semua kebutuhan itu (selain kebutuhan hidup pokok) disebut kebutuhan sekunder. Sekunder (nomor dua) disini tidak berarti tidak penting. Kebutuhan sekunder, misalnya; perabot rumah tangga, sepeda, koran atau majalah.
3). Kebutuhan tersier / mewah, yaitu kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi oleh orang yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi tinggi atau orang kaya. Misalnya, rumah mewah, mobil mewah, dan lain-lain.
Contoh, yang diberikan pada tingkatan kebutuhan di atas adalah bentuk dari kebutuhan orang dewasa. Seorang anak bentuk dari kebutuhannya dalam tiap tingkatan berbeda. Karena ini menyangkut juga dari keuangan mereka. Mereka harus memahami ini. Contonya, jika kebutuhan primer, yang termasuk dalam golongan kebutuhan uang saku ini diantaranya yaitu; seperangkat peralatan sekolah, seperti pensil, bolpoint, penggaris, buku, jangka dsb.
Yang termasuk dalam kebutuhan sekunder diantanya yaitu; buku-buku penunjang kurikulum yang ada di sekolahan, jam tangan (untuk kebutuhan melatih mendisiplinkan waktu), kalkulator (untuk membantu jika pelajaran matematika) atau kamus bahasa, dsb.
Begitupun dengan kebutuhan tersier / kemewahan dalam uang saku siswa SMP, SMA, seperti kebutuhan primer dan sekunder. Mempunyai klasifikasi beda dengan kebutuhan tersier pada orang tua kebanyakan yang meliputi rumah mewah, mobil mewah, dsb. Dalam hal ini, mungkin yang termasuk dalam kebutuhan tersier pada anak siswa SMP, atau SMA adalah HP, MP3 Player, kamera digital dsb.

Langkah dalam manajemen uang saku
1.      Menentukan Tujuan Keuangan
Tujuan disini fungsinya adalah sebagai motivasi kita untuk melakukan pengaturan keuangan. Untuk itu, tidak boleh ragu. Harus benar-benar ditetapkan. Mau tidak mau, harus memilih salah satunya. Dan kalau bisa pilihan yang mempunyai nilai lebih tinggi. Karena, itu akan menuntut kedisiplinan kita dalam menggunakan uang saku tersebut.
Dalam membuat tujuan perencanaan uang saku ini, perlu memahami jangka sebuah tujuan. Jangka sebuah tujuan ada dua macam, yaitu tujuan yang berjangka pendek, dan tujuan yang berjangka panjang.
2.      Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang
Yang dimaksud dengan penganalisaan kondisi keuangan disini, adalah mengetahui bagaimana kondisi keuangannya sekarang. Mungkin apabila sistem pemberian uang saku model harian dengan nominal tertentu, berarti harus tahu uang tiap hari adalah sejumlah nominal itu. Dan harus sudah tahu, bagaimana dan apa saja yang perlu dialokasikan untuk penggunaan uang itu.
3.      Membuat Rencana Keuangan
Yang dimaksud dengan rencana keuangan, adalah membuat rincian pendapatan dan pengeluaran uang saku. Pada dasarnya, prinsip dari rencana keuangan ini adalah membuat bagaimana agar ’pengeluaran lebih sedikit dari yang diterima (alias pengeluaran harus lebih sedikit daripada pendapatan).’ Jangan sampai terjadi besar pasak dari pada tiang. Atau besar pengeluaran dari pada pendapatan.
4.      Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan
Yang dilakukan untuk melakukan implementasi dari rencana keuangan adalah mengawali pengurutan tujuan-tujuan keuangan berdasarkan prioritasnya, selanjutnya meninjau terlebih dahulu tujuan keuangan yang paling penting.
5.      Monitor dan Evaluasi Berkala
Tahap terakhir dari rencana keuangan adalah monitor dan evaluasi berkala. Sesuai dengan tujuan dan langkah-langkah yang telah dilakukan di atas. Dalam hal ini perlu adanya pengecekan dalam tiap langkahnya. Hal ini sangat diperlukan dilakukan. Dimana untuk mengetahui kondisi keuangan dan perkiraan berapa persen tujuan akan bisa tercapai, dan langkah bagaimana untuk menghadapi jika ada kendala-kendala dalam proses perwujudannya.
Prinsip pada langkah memanaj uang saku, ada persentase baku yang tidak bisa ditiadakan. Yaitu persentase untuk uang tabungan. Persentase uang tabungan besarnya adalah kisaran 10-15% dari jumlah nominal uang yang ada. Sesuai dengan tujuang jangka panjang atau pendek.
Prinsip dalam menabung adalah mendahulukan menabung lebih dahulu sebelum mengeluarkan uang untuk yang lain.
           Itulah sekilas uraian tentang manajemen uang saku. Untuk lebih jelasnya bisa didialogkan bersama.Terima kasih! Semoga bermanfaat!

***
R.W. Dodo, (track record: Leader FLP Cab. Ciputat, Director Anakata Script Writer, Manager Literary Agency Mata Pena Writer, Direktori penulis Menulisyuk.com, Trainer, Mantan Staf Ahli Tim Kreatif BACA, Mantan Editor @Media, Pendiri Lingkar Sastra Tarbiyah (LST) UIN Jakarta) dan Redaktur Buletin SMART.
Blog:   - Multiply     : anakkata.multiply.com
http://asihputera.sch.id/index.php/artikel/147-manajemen-uang-saku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar