Minggu, 30 Oktober 2011

Video Pasing Menggunakan kaki bagian dalam


Nama : Ikhbar Bahjatya
NIM  : 09601241067
Kelas  : PJKR B 2009
Mata Kuliah : Teknologi Pembelajaran Penjas
Dosen : Pa. Saryono

MAteri Renang Inti Latihan Gerakan Meluncur

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Mata pelajaran             : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
Alokasi Waktu            : 20 Menit

A.    Kompetensi Dasar
Melakukan gerakan meluncur dengan tahapan dan gerakan yang benar dan memahami manfaat gerakan meluncur yang baik dan benar.
B.     Indikator
·         Melakukan gerakan meluncur dalam air  dalam bentuk permainan dan tekhnik sebenarnya.
·         Mampu membedakan gerakan meluncur yang benar dan salah.
·         Menanamkan rasa percaya diri.
C.     Materi Pokok
·         Latihan Gerakan Meluncur

D.    Skenario Pembelajaran

No
Kegiatan
Alokasi Waktu
Metode
2.
Inti
-          Peserta didik di bariskan di pinggir kolam renang.
-          Peserta didik di beri arahan atau pokok pembelajaran yang akan di berikan.
-          Peserta didik di perintahkan untuk turun ke kolam renang dengan hati-hati.
-          Peserta didik di bariskan kembali dalam kolam sambil di beri  arahan pembelajaran meluncur dengan bentuk permainan.
-          Peserta didik di bagi menjadi2 kelompok yang sama, dengan cara peserta didik di suruh berhitung kemudian di pisahkan antara angka yang genap dan yang ganjil, untuk genap disebut elompok 1 dan yang ganjil kelompok 2.
-          Peserta didik di perintahkan untuk membuat sebuah persegi dengan jarak menyesuaikan yang terdiri dari 4 titik dimana stiap titik di wakili oleh satu orang dari kelompok yang melakukan dan sisanya menjadi benteng pertahanan.
-          Peraturanya peserta didik yang membentuk persegi akan di beri 2 buah pelampung dimana pelampung itu harus bisa di pindahkan dari titik 1 ke titik yang lain secara estapet dengan gerakan meluncur.
-          Setiap perpindahan pelampung dari titik satu ke titik yang lain bernilai satu point.
-          Peserta didik yang melakukan “jaga” harus bisa memegang pelampung itu sebelum pelampung itu sampai ke titik yang lain, supaya tidak terjadi point. Tiga kali pela pelampung itu terpegang oleh penjaga maka game selesai “GAME OVER” dan gantian gilirian untuk berjaga/bermain.
-          Setelah game selesai Peserta didik di beri pengertian akan tekhnik meluncur yang benar dan baik.
-          Peserta didik di perintahkan untuk Berdiri Dengan Kedua Tanganlurus, Bungkukkan Badan Ke Depan.
-          Kemudian Letakkan Kedua Kaki Pada Lantai Kolam, Hingga Badan Terdorong Ke Depandalam Sikap Mengembang Dan Meluncu
-          Selanjutnya berdiri dengan satu kaki sedangkkan kaki satunya di tekuk dan telapak kali menempel ke dingding kolam.
-          Selanjutnya peserta didik di perintahkan untuk meluruskan kdua tangan ke depan bungkukan badan kemudian tolakan kaki yang menempel didingding kolam,
-          Semua Peserta didik Di perintahkan melakukan gerakan meluncur sesuai kelompok yang sudah di bagi pada sesen sesion sebelumnya.
-          Peserta didik di perintahkan meluncur menuju jarak yang telah di tentukan.

15 menit

Ceramah
Demonstrasi
Komando
Tugas
3.
Penutup menuju 
-          Peserta didik dibariskan menjadi 2 staf diadakan evaluasi/ koreksi terhadap kegiatan yang baru dipraktekkan.
-          Kemudian dilanjutkan ke sesion Pendingan

5 menit

Ceramah
Diskusi

ttp://olahragaancha.blogspot.com/2011/03/tentang-renang.html 

Minggu, 23 Oktober 2011

PENGERTIAN MASALAH PENELITIAN


Secara umum (Notoadmojo)
Suatu kesenjangan (gap) antara apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang suatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta harapan dan kenyataan.

Pada Hakikatnya masalah penelitian kebidanan adalah:
Segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk rintangan dan hambatan atau kesulitan yang muncul pada bidang kebidanan.

Syarat masalah dapat diangkat menjadi masalah penelitian
FINER
1. Feasible
Tersedia subjek, dana, waktu, alat dan keahlian
2. Interisting
Menarik bagi peneliti
3. Novel (memberi nilai baru)
Membantah/mengkonfirmasi penemuan terdahulu. Melengkapi, mengembangkan hasil penelitian terdahulu, menemukan sesuatu yang baru.
1. Ethical
Tidak bertentangan dengan Etika
5. Relevan
Bagi ilmu pengetahuan, tata laksana pasien, sebagai dasar penelitian selanjutnya.

Kepekaan terhadap masalah penelitian
Dipengaruhi oleh berbagai faktor yi:
1. Profesi
Profesi atau bidang pekerjaan seseorang dapat menjadi sumber minat untuk melakukan penelitian
Contoh: bidan yang bekerja di klinik akan lebih menyukai dan tertarik meneliti tentang kejadian yang sering dialami, misalnya: pemeriksaan kehamilan, persalinan, dll.
2. Spesialisasi
Keahlian khusus seseorang akan menyebabkan orang tersebut lebih peka terhadap masalah yang berkaitan dengan keahliannya.
Contoh: bidan yang selalu menolong persalinan, pasti dapat mengetahui lebih dalam tentang fisiologi dan patologi ibu bersalin. Sehingga dapat diidentifikasi masalahnya.
3. Akademis
Jenjang pendidikan berpengaruh terhadap terhadap kajian masalah yang diambil. Semakin tinggi jenjang pendidikannya maka semakin dalam kajian masalahnya.
4. Pengalaman lapangan
Seseorang yang mempunyai banyak pengalaman lapangan akan menambah kepekaannya terhadap masalah di bidangnya.
Contoh: Bidan yang sudah bekerja selama puluhan tahun di klinik, pasti menemukan banyak kesenjangan antara teori dan fakta di lapangan.
5. Bahan bacaan atau kepustakaan
Membaca dapat meningkatkan wawasan seseorang dan menambah pengetahuan sehingga pola berpikir kritisnya akan semakin berkembang
6. Diskusi ilmiah
Diskusi ilmiah juga dapat meningkatkan kepekaan terhadap persoalan yang ada.
Contoh: diskusi antara mahasiswi kebidanan dengan bidan berpengalaman atau dosen kebidanan sehingga dapat diperoleh masalah

Referensi
1. Pratiknya, 2000, Dasar-dasar Metodologi Penelitian dan Kesehatan, Jakarta, Raja Grapindo Persada.
2. Arjatmo Tjokro, 1999, Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran, Jakarta, FKUI.
3. Sokidjo Notoatmojo, 1993, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta.

Selamat Ulang Tahun

Jika Ada Penulisan Yang Salah Harap Maklum Cz Keyboard sedikit Bermasalah.

Jumat, 21 Oktober 2011

Mengatur Uang Saku Butuh Keahlian

MANAJEMEN UANG SAKU:
MEMBANGUN KECERDASAN FINANSIAL SEJAK DINI
Oleh R.W. Dodo*
             Uang adalah suatu barang yang sangat misterius. Pergerakannya cukup sulit untuk dikendalikan. Lalai sejenak saja dalam memonitoringnya, semua uang yang semula menumpuk di genggaman tangan bisa ludes tanpa sisa. Untuk mengendalikannya butuh keahlian yang khusus.
            Untuk mempelajari keahlian pengelolaan keuangan tidak bisa didapatkan begitu saja dengan instant. Tidak bisa dipastikan dengan dewasanya usia, maka akan dewasa pula dalam mengambil kebijakan keuangan. Butuh step-step pembelajaran hingga kita bisa benar dewasa dalam memegang kendali uang kita.
            Tidak bisa dipungkiri, bahwa uang sangatlah penting bagi kelangsungan kehidupan kita. Semenjak zaman sejarah, uang sudah memeran penting dalam kehidupan manusia dan begitupun dewasa ini. Dalam hal apapun, untuk mewujudkan apa yang kita harapkan, saat ini tanpa uang tidak bisa berjalan. Untuk kelangsungan ibadah, pendidikan, bersosialisasi dengan sesama. Saat ini peran uang bisa jadi sangat menentukan. Apalagi di kehidupan komunitas kota yang cenderung materialis.
            Mengambil garis besar dari betapa pentingnya uang dalam kehidupan kita, dan untuk menjadi dewasa dalam finansial tidak bisa instant. Untuk itu, bisa menjadi sebuah kesimpulan bahwa, menajemen keuangan memang sangat penting untuk dipelajari sejak dini.
            Dengan begitu, anak akan semakin terbiasa dalam mengelola keuangannya sendiri. Dan ini akan bisa mendewasakannya dalam memilih kebijakan keuangan ketika ia benar-benar telah dewasa, dan sudah tertuntut untuk memanaj keuangannya dengan baik. Karena ia telah terbiasa sejak dini, dan masalah keuangan sudah dekat dengan dirinya.
            Untuk mengajarkan manajemen keuangan sejak dini, tentu saja kita tidak bisa dengan serta merta memberikan kuasa keuangan perusahaan atau keuangan rumah tangga kepada anak kita. Keuangan anak, yang sangat dekat dengan kehidupan mereka. Tentunya itulah yang pas untuk mereka gunakan berlatih dalam memanaj uang. Yaitu, uang saku.

Manajemen Uang Saku
Manajemen uang saku adalah pengelolaan uang saku dengan merencanakan penggunaan, mengatur penggunaan sesuai kebutuhan, dan menjalankan perencanaan penggunaan tersebut untuk mencapai tujuan efektifitas dalam penggunaan uang.
Dasar dalam manajemen uang saku
Hal mendasar dalam manajemen uang saku, seorang anak harus memahami terlebih dahulu system dalam peberian uang saku mereka. Ada tiga cara dalam pemberian uang saku;
1.  Uang saku yang diberikan tiap hari ketika hendak berangkat sekolah
2.  Uang saku yang diberikan tiap sebulan sekali ketika tanggal muda orang tua gajian
3.  Uang saku yang diberikan sewaktu-waktu ketika kita memintanya
             Perlu diperhatikan, pada dasarnya sudah umum tiap orang tua pasti akan menggunakan tiga macam bentuk ini. Entah apakah yang pertama, kedua, atau ketiga. Bahkan dalam hal ini tidak menutup kemungkinan juga orang tua ada yang menggunakan gabungan antara yang pertama dan kedua, atau yang kedua dan ketiga bahkan bisa juga ketiga-tiganya dilakukan.
            Ditilik dari segi keefektifan pendidikan anak, yang baik seharusnya yang dilakukan oleh orang tua adalah point yang pertama atau point yang ke dua. Jika yang ketiga, atau penggabungan antara ketiganya, hal itu tidak baik dilakukan. Karena akan berpengaruh kepada kemalasan dalam pengelolaan keuangan anak. Anak akan cenderung masa bodoh menggunakan uang, karena mereka akan selalu beranggapan kalau mereka butuh uang dan minta kepada orang tua, maka orang tua akan memberinya. Hal itu untuk kelangsungan kedewasan anak dalam hal keuangan akan buruk.
            Selanjutnya, dasar yang kedua anak harus bisa mengetahui kebutuhannya. pada dasarnya menurut tingkatannya, kebutuhan dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu;
1). Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya terpenuhi. Kebutuhan primer mutlak diperlukan agar manusia dapat hidup. Kebutuhan primer sering disebut juga dengan kebutuhan pokok, misalnya, makanan, pakaian, perumahan dsb.
2). Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang akan dipenuhi, apabila kebutuhan primer telah dipenuhi. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan pelengkap atau disebut juga kebutuhan kultural. Manusia tidak hidup dari nasi saja. Sebagai manusia berbudaya, yang hidup bermasyarakat, maka selain kebutuhan hidup pokok, manusia memerlukan berbagai hal lain kebutuhan lagi yang lebih luas dan beraneka ragam. Semua kebutuhan itu (selain kebutuhan hidup pokok) disebut kebutuhan sekunder. Sekunder (nomor dua) disini tidak berarti tidak penting. Kebutuhan sekunder, misalnya; perabot rumah tangga, sepeda, koran atau majalah.
3). Kebutuhan tersier / mewah, yaitu kebutuhan yang hanya dapat dipenuhi oleh orang yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi tinggi atau orang kaya. Misalnya, rumah mewah, mobil mewah, dan lain-lain.
Contoh, yang diberikan pada tingkatan kebutuhan di atas adalah bentuk dari kebutuhan orang dewasa. Seorang anak bentuk dari kebutuhannya dalam tiap tingkatan berbeda. Karena ini menyangkut juga dari keuangan mereka. Mereka harus memahami ini. Contonya, jika kebutuhan primer, yang termasuk dalam golongan kebutuhan uang saku ini diantaranya yaitu; seperangkat peralatan sekolah, seperti pensil, bolpoint, penggaris, buku, jangka dsb.
Yang termasuk dalam kebutuhan sekunder diantanya yaitu; buku-buku penunjang kurikulum yang ada di sekolahan, jam tangan (untuk kebutuhan melatih mendisiplinkan waktu), kalkulator (untuk membantu jika pelajaran matematika) atau kamus bahasa, dsb.
Begitupun dengan kebutuhan tersier / kemewahan dalam uang saku siswa SMP, SMA, seperti kebutuhan primer dan sekunder. Mempunyai klasifikasi beda dengan kebutuhan tersier pada orang tua kebanyakan yang meliputi rumah mewah, mobil mewah, dsb. Dalam hal ini, mungkin yang termasuk dalam kebutuhan tersier pada anak siswa SMP, atau SMA adalah HP, MP3 Player, kamera digital dsb.

Langkah dalam manajemen uang saku
1.      Menentukan Tujuan Keuangan
Tujuan disini fungsinya adalah sebagai motivasi kita untuk melakukan pengaturan keuangan. Untuk itu, tidak boleh ragu. Harus benar-benar ditetapkan. Mau tidak mau, harus memilih salah satunya. Dan kalau bisa pilihan yang mempunyai nilai lebih tinggi. Karena, itu akan menuntut kedisiplinan kita dalam menggunakan uang saku tersebut.
Dalam membuat tujuan perencanaan uang saku ini, perlu memahami jangka sebuah tujuan. Jangka sebuah tujuan ada dua macam, yaitu tujuan yang berjangka pendek, dan tujuan yang berjangka panjang.
2.      Menganalisa Kondisi Keuangan Sekarang
Yang dimaksud dengan penganalisaan kondisi keuangan disini, adalah mengetahui bagaimana kondisi keuangannya sekarang. Mungkin apabila sistem pemberian uang saku model harian dengan nominal tertentu, berarti harus tahu uang tiap hari adalah sejumlah nominal itu. Dan harus sudah tahu, bagaimana dan apa saja yang perlu dialokasikan untuk penggunaan uang itu.
3.      Membuat Rencana Keuangan
Yang dimaksud dengan rencana keuangan, adalah membuat rincian pendapatan dan pengeluaran uang saku. Pada dasarnya, prinsip dari rencana keuangan ini adalah membuat bagaimana agar ’pengeluaran lebih sedikit dari yang diterima (alias pengeluaran harus lebih sedikit daripada pendapatan).’ Jangan sampai terjadi besar pasak dari pada tiang. Atau besar pengeluaran dari pada pendapatan.
4.      Melakukan Implementasi Dari Rencana Keuangan
Yang dilakukan untuk melakukan implementasi dari rencana keuangan adalah mengawali pengurutan tujuan-tujuan keuangan berdasarkan prioritasnya, selanjutnya meninjau terlebih dahulu tujuan keuangan yang paling penting.
5.      Monitor dan Evaluasi Berkala
Tahap terakhir dari rencana keuangan adalah monitor dan evaluasi berkala. Sesuai dengan tujuan dan langkah-langkah yang telah dilakukan di atas. Dalam hal ini perlu adanya pengecekan dalam tiap langkahnya. Hal ini sangat diperlukan dilakukan. Dimana untuk mengetahui kondisi keuangan dan perkiraan berapa persen tujuan akan bisa tercapai, dan langkah bagaimana untuk menghadapi jika ada kendala-kendala dalam proses perwujudannya.
Prinsip pada langkah memanaj uang saku, ada persentase baku yang tidak bisa ditiadakan. Yaitu persentase untuk uang tabungan. Persentase uang tabungan besarnya adalah kisaran 10-15% dari jumlah nominal uang yang ada. Sesuai dengan tujuang jangka panjang atau pendek.
Prinsip dalam menabung adalah mendahulukan menabung lebih dahulu sebelum mengeluarkan uang untuk yang lain.
           Itulah sekilas uraian tentang manajemen uang saku. Untuk lebih jelasnya bisa didialogkan bersama.Terima kasih! Semoga bermanfaat!

***
R.W. Dodo, (track record: Leader FLP Cab. Ciputat, Director Anakata Script Writer, Manager Literary Agency Mata Pena Writer, Direktori penulis Menulisyuk.com, Trainer, Mantan Staf Ahli Tim Kreatif BACA, Mantan Editor @Media, Pendiri Lingkar Sastra Tarbiyah (LST) UIN Jakarta) dan Redaktur Buletin SMART.
Blog:   - Multiply     : anakkata.multiply.com
http://asihputera.sch.id/index.php/artikel/147-manajemen-uang-saku

Senin, 10 Oktober 2011

Makna Kurikulum ,RPP,Silabus, dan kompetensi Guru

Pengertian Kurikulum,RPP,Silabus,Kompetensi Guru

A.Pengertian kurikulum : Kurikulum : suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses berlajar mengajar di bawah bimbingan dan tanggunga jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta staf pengajarnya.
2. Kurikulum : adalah peristiwa-peristiwa yang terjadi di bawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kulikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal.
. Kurikulum : niat dan harapan yang dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh guru di sekolah.
4. Kurikulum adalah niat dan rencana, proses belajar mengajar adalah pelaksanaanya. Dalam proses tersebut ada dua subjek yang terlibat yakni guru dan siswa. Siswa adalah subjek yang dibina dan guru adalah dubjek yang membina.
5. Curriculum dalam bahasa Yunani kuno berasal dari kata Curir yang artinya pelari; dan Curere yang artinya tempat berpacu. Curriculum di artikan jarak yang harus di tempuh oleh pelari. Dari makna yang terkandung berdasarkan rumusan masalah tersebut kurikulum dalam pendidikan di artikan sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau disekesaikan anak didik untuk memperoleh ijasah.
6. Kurikulum adalah program belajar bagi siswa yang disusun secara sistematis dan logis, di berikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar, kurikulum adalah niat, rencana atau harapan.
7. Kurikulum adalah hasil belajar yang diniati atau intended learning out comes.
8. Kurikulum adalah program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang di harapkan yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, di berikan kepasa siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan kompetensi social anak didik.
9. Kurikulum adalah rencana atau program belajar dan pengajaran adalah pelaksanaan atau operasionalisasi dari rencana atau program.
10. Kurukulum adalah alat atau saran untuk mencapai tujuan pendidikan melalui proses pengajaran.
11. Kurikulum adalah sesuatu yang diinginkan atau dicita-citakan untuk anak didik. Artinya, hasil belajar yang diinginkan yang diniati agar dimiliki anak.
14. Kurikulum (curriculum) merupakan suatu rencana yang memberi pedoman atau pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
15. (Beauchamp, 1968, hal 6) A curriculum is a written document which may contain many ingredients, but basically it is the plant for education of pupils during their enrollment in given school. Beauchamp lebih memberikan tekanan behwa kurikulum adalah siatu rencana pendidikan atau pengajaran.
16. Caswel dan Chambell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum Development (1935), kurikulum….to be composed of all experience children have a under the guidance of teacher.
17. Zais menjelaskan bahwa kurikulumbukan hanya merupakan rencana tertulis begi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingnkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
18. Menurut Robert S. Zais (1976, hal 3), kurikulum sebagai bidang studi mencakup :1. The range of subject matters with which it is concerned (the substantive structure), and 2. The procedures of inkiuri and practice it follows (the syntactical structure).
19. Menurut George A. Beaucham (1976 hal 58-59), kurikulum sebagai bidang studi membentuk suatu teori yaitu teori kurikulum. Selain sebagai bidang studi kurikulum juga sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem (sistem kurikulum) yang merupakan bagian dari sistem persekolahan.


Pengertian RPP
• Perkiraan atau proyeksi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran
• Rencana yang mengambarkan prosedur dan pengoraginasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dlam silabus
• Pembelajaran adalah proses yang ditata dan diatur menurut langkah-langkah tertentu agar dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan
• RPP disusun untuk satu Kompetensi Dasar.


B.Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi , kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. 


kompetensi guru

Sejak ditetapkannya KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang menggantikan kurikulum sebelumnya, yaitu KBK yang pelaksanaannya belum memberikan hasil yang optimal sesuai yang diharapkan oleh pemerintah. Dengan munculnya KTSP yang konon katanya kurikulum tersebut dapat mempermudah para guru dalam menentukan tujuan akhir dari pembelajaran tersebut dan dapat digunakan atau dilaksanakan dimana saja, baik itu di kota maupun di daerah-daerah terpencil. Tapi anehnya semenjak ditetapkanya malah sebaliknya mengundang banyak pertanyaan dimana-mana, baik dikalanagan pemerintah maupun oleh kalangan para guru sebagai pelaksanan kurikulum tersebut sangat resah dan bingung dalam melaksanaannya. Akan tetapi pemerintah merespon pertanyan tersebut dari para guru agar tenang dan jangan resah dalam melaksanakannya dilapangan. Karena kurikulum tersebut hanya modipikasi dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Dalam hal ini KTSP juga dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/ sekolah, karakteristik sekolah/darah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik setempat. Dengan diberlakukannya KTSP yang katanya hanya untuk sebagai penyempurna dari kurikulum sebelumnya dan untuk mengembangkan kualitas pendidikan kea rah yang lebih baik. Akankah hal itu dapat terwuju?. Untuk menjawab hal tersebut mari kita lihat pakta dilapangan tentang pelaksanaannya, sebagian besar para guru menggap perubahan tersebut bukan sebagai suatu langkah dalam meningkat kualitas pendidikan. Karena sebagaian besar guru kurang mengerti dalam penyusunan dan pelaksanannya, untuk mengatasi hal tersebut sangat diharapkan peran dari kepada pemerintah dan para gurudalam meningkatkan kualitas pendidikan yang diharapkan dari kurikulum tersebu.

Ada dua hal yang harus di perhatikan pemerintah dan para guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang diharapkan.
Pertama, bagaimana peran guru dalam menyikapi diberlakukannya KTSP, karena kalau respon atau tanggapan guru terhadap diberlakukannya KTSP itu bukan sebagai perubahan, akan tetapi senbagai masalah dan penghambat dalam pelaksanaannya dilapangan, hal ini tidaklah mungkin akan terwujud kualitas pendidikan yang diharapkan.

Kedua, Bagi guru, kepala sekolah dan dewan pengawas dengan adanya KTSP ini agar menjadi iklim pembelajaran yang kondusip bagi terciptanya suasana yang aman , nyaman dan tertib, sehuingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan tenang dan menyenangkan. Untuk meningkatkan kualitas peserta didik banyak kebijakan yang harus di perhatikan oleh elemen atau lembaga-lembaga yang ada di daerah atau sekolah tersebut dalam melaksanakan otonomi sekolah an kepemimpinan sekolah dan partisipasi masyarakat serta kemandirian guru dalam menyikapi perkembangan pendidikan pada zaman sekarang ini. Oleh karena bukan suatu yang mustahil tejadi kalau tujuan KTSP terseb dapat terwujud, semua ini tergantung kepada pribadi kita dan sekolah dalam menyikapinya.

B. Peran Guru dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Keberadaan guru di mayapada sudah ada sejak jaman dulu. Sejak manusia paling awal diciptakan, yaitu Nabi Adam A.S. Guru Nabi Adam A.S. adalah guru dari segala guru, guru dari para penemu, guru dari makhluk paling soleh, yaitu Allah SWT. yang Maha Tahu. Dalam Al Quran diterangkan Allah SWT. yang mengajarkan pada Adam segala sesuatu tentang benda yang ada di dunia. Selanjutnya Nabi Adam mengajarkannya pada Siti Hawa, begitu seterusnya.
Istilah guru pada saat ini mengalami penciutan makna. Guru adalah orang yang mengajar di sekolah. Orang yang bertindak seperti guru seandainya di berada di suatu lembaga kursus atau pelatihan tidak disebut guru, tetapi tutor atau pelatih. Padahal mereka itu tetap saja bertindak seperti guru. Mengajarkan hal-hal baru pada peserta didik.

Terlepas dari penciutan makna, peran guru dari dulu sampai sekarang tetap sangat diperlukan. Dialah yang membantu manusia untuk menemukan siapa dirinya, ke mana manusia akan pergi dan apa yang harus manusia lakukan di dunia. Manusia adalah makhluk lemah, yang dalam perkembangannya memerlukan bantuan orang lain, sejak lahir sampai meninggal. Orang tua mendaftarkan anaknya ke sekolah dengan harapan guru dapat mendidiknya menjadi manusia yang dapat berkembang optimal.

Minat, bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu, karena antara satu perserta didik dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Mungkin kita masih ingat ketika masih duduk di kelas I SD, gurulah yang pertama kali membantu memegang pensil untuk menulis, ia memegang satu persatu tangan siswanya dan membantu menulis secara benar. Guru pula yang memberi dorongan agar peserta didik berani berbuat benar, dan membiasakan mereka untuk bertanggungjawab terhadap setiap perbuatannya. Guru juga bertindak bagai pembantu ketika ada peserta didik yang buang air kecil, atau muntah di kelas, bahkan ketika ada yang buang air besar di celana. Guru-lah yang menggendong peserta didik ketika jatuh atau berkelahi dengan temannya, menjadi perawat, dan lain-lain yang sangat menuntut kesabaran, kreatifitas dan profesionalisme.

Memahami uraian di atas, betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM), serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara dan bangsa.
Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Dalam hal ini, guru harus kreatif, professional dan menyenangkan, dengan memposisikan diri sebagai :
1) Orang tua, yang penuh kasih saying pada peserta didiknya.
2) Teman, tempat mengadu dan mengutarakan perasaan bagi para peserta didik.
3) Fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya.
4) Memberikan sumbangan pemikiran kepada orang tua untuk dapat mengetahui permasalahan yang dihadapi anak dan memberikan saran pemecahannya.
5) Memupuk rasa percaya diri, berani dan bertanggung jawab.
6) Membiasakan peserta didik untuk saling berhubungan dengan orang lain secara wajar.
7) Mengembangkan proses sosialisasi yang wajar antar peserta didik, orang lain, dan lingkungannya.
8) Mengembangkan kreativitas.
9) Menjadi pembantu ketika diperlukan.

Demikian beberapa peran yang harus dijalani seorang guru dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh para siswanya.
Saat ini permasalahan yang menimpa bidang pendidikan sangat beragam dan tergolong berat. Mulai dari sarana dan prasarana pendidikan, tenaga pengajar yang kurang, serta tenaga pengajar yang belum kompeten. Kondisi sekolah yang memprihatinkan, ruang kelas bocor bila hujan dan sebagian sekolah ambruk. Maka tidaklah aneh kalau kondisi pendidikan kita jauh dari harapan.
Salah satu permasalahan yang menimpa dunia pendidikan adalah kompetensi guru. Guru yang harusnya memiliki kompetensi sesuai ketentuan dan kebutuhan, nyatanya hanya sedikit yang masuk kategori tersebut. Sisanya sungguh memprihatinkan. Program sertifikasi guru yang sekarang sedang digalakkan adalah salah satu bagian dari usaha pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Program sertifikasi guru merupakan program yang menyentuh langsung kompetensi guru. Salah satu kriterianya yaitu menilai kemampuan guru dari segi kreatifitas dan inovasi dalam pembelajaran. Diharapkan guru dapat melakukan pembelajaran yang dapat menghantarkan siswa ke arah sikap kreatif dan inovatif serta trampil. Kondisi tersebut harus dimulai dari gurunya sendiri.
Sebagai contoh derasnya informasi serta cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memunculkan pertanyaan terhadap tugas utama guru yang disebut “mengajar”. Masih perlukah guru mengajar di kelas seorang diri, menginformasikan, menjelaskan dan menerangkan? Permasalahan lain akibat derasnya informasi dan munculnya teknologi baru adalah kesiapan guru untuk mengikuti perkembangan tersebut. Seorang guru dituntut harus serba tahu bila tidak tahu guru harus berkata jujur “Saya tidak tahu”. Namun kalau terlalu sering guru berkata demikian alangkah naifnya guru tersebut. Seyogyanya dia terus mencari tahu, belajar terus sepanjang hayat, memanfaatkan teknologi yang ada.
Di masyarakat, seorang guru diamati dan dinilai masyarakat, di sekolah dinilai oleh murid dan teman sejawatnya serta atasannya. Peran apakah yang harus dilakoni seorang guru supaya penilaian mereka positif? Suatu pertanyaan -yang menjadi salah satu permasalahan- yang sekarang muncul di masyarakat.
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk dapat membentuk kompetensi dan kualitas pribadi anak didiknya. Untuk mencapai hal demikian timbul pertanyaan, sebenarnya peran apa saja yang harus dimiliki oleh seorang guru sehingga anak didik bisa berkembang optimal? Cukupkah peran guru seperti yang telah disampaikan di atas ataukah ada peran lain yang harus dilakoni seorang guru ?
Beragam pertanyaan tadi dapat menyebabkan demotivasi bagi seorang calon guru ataupun guru yang sudah lama mengabdi. Apakah saya mampu menjadi guru yang ideal? Peran apa yang harus saya lakoni untuk menjadi guru yang ideal? Demikian pertanyaan yang timbul dalam hati seorang guru yang berniat mengabdikan sisa hidupnya di dunia pendidikan.
Pertanyaan tersebut sebelumnya telah menggugah sejumlah pengamat dan akhli pendidikan. Mereka telah meneliti peran-peran apa yang harus dimiliki seorang guru supaya tergolong kompeten dalam pembelajaran maupun pergaulan di masyarakat.

MODEL PEMBELAJARAN

MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI 1. Model Pembelajaran a. Hubungan kurikulum dan pembelajaran Perbedaan antara kurikulum, pembelajaran, dan hubungan dari keduanya merupakan permasalahan yang cukup banyak diperbincangkan. Namun pada umumnya para ahli lebih senang menyederhanakan perbedaan definisi kurikulum dan pembelajaran dengan menggunakan istilah “apa” dan “bagaimana”. Kurikulum lebih menekankan pada “apa” yang diajarkan, sementara pembelajaran lebih banyak menekankan pada “bagaimana” mengajarkannya. Untuk itu kurikulum lebih banyak berisikan pembahasan tentang “program, perencanaan, isi, dan pengalaman belajar. Sementara itu pembelajaran lebih banyak berisikan pembahasan tentang ”interaksi” pembelajaran termasuk: metode, gaya mengajar, strategi, implementasi, dan penampilan mengajar” Apabila dilihat berdasarkan hubungan dari keduanya, Oliva. Peter F, (1992) mengemukakan bahwa hubungan kurikulum dan pembelajaran dapat dilihat berdasarkan empat katagori, yaitu dualistic model, interlocking model, concentric model, dan cyclical model (lihat gambar 4 di bawah ini).
Pada model dualistic, pelaksanaan proses belajar mengajar yang dikendalikan oleh guru tidak dikaitkan dengan perencanaan program kurikulum, walaupun mungkin sebenarnya berkaitan. Pembuat kurikulum mengabaikan para pengajar demikian juga para pengajar mengabaikan program kurikulum. Pada model dualistic ini, kurikulum dan proses pembelajaran mungkin berubah tanpa saling mempengaruhi satu sama lain secara singnifikan (lihat gambar 5 berikut ini).

Scope of Tactical Lesson Topics - Basketball


Scope of Tactical Lesson Topics - Basketball


Discrete or Basic Skills
Basic Tactical Problems
1.      Dribble
2.      Pass – chest, bounce, overhead
3.      Catch
4.      Set Shot – 3 to 8 feet, bank shot
5.      Lay up
1.      Maintain possession – triple threat, supporting the ball carrier, maintain dribble while being pressured, pivot foot
2.      Attacking the basket – follow the shot, give and go
3.      Creating space to attack – V cut, L cut, jab step, setting picks
4.      Defending the basket – person to person defense



Intermediate or Combination Skills
Intermediate Tactical Problems
1.      Shots – foul shot, set shot greater than 8 feet, jump Shot
2.      Dribble and pass
3.      Pass and shoot
4.      Rebounding (boxing out)
5.      Shoot and rebound (boxing out)
6.      Rebound and outlet pass


1.      Maintaining Possession – selecting the appropriate pass
2.      Attacking the basket - pick and roll, fast break, high post
3.      Defending the basket – 2-3 zone, double teams
4.      Winning the ball – defense on the ball
5.      Starting play – jump ball
6.      Restarting play – inbounds (sideline, under basket)


Advanced Skills
Advanced Tactical Problems
1.      Post moves – turn around, hook, drop step
2.      Passing – baseball throw, skip pass
3.      Jump shot – 3 point shot


1.      Attacking the basket – dribble and drive, press breaker, clear out
2.      Defending the basket – 1-3-1 zone, box and 1 zone, matchup zone, press after made basket, half court trap
3.      Developing plays – one time plays, motion or continuous offense plays